Dari kamar kos ke warung kopi

 

warung kopi

Terkenal sebagai daerah dengan sejuta warung kopi. Meneguk kopi arabika dengan cita rasa yang nikmat bukan hal yang sulit di bumi Serambi Mekah ini. Berbagai kalangan masyarakat akan kita jumpai di warung kopi jika berkunjung ke Aceh. Mulai dari buruh, petani, pedagang kaki lima, mahasiswa dan bahkan pejabat sekalipun akan meluangkan waktunya untuk beristirahat dengan segelas kopi Aceh.

Dari zaman dulu hingga masa sekarang ini, warung kopi tetap jadi tempat pelepas penat yang paling popular. Jika dulu kedai kopi dianggap banyak orang sebagai tempat buang-buang waktu, berbeda hal nya dengan era sekarang. Tempat ini sudah menjadi lingkungan kerja maupun meningkatkan kreatifitas banyak orang.

Pekerja kantoran sudah mulai menggunakan warung kopi untuk mengerjakan tugasnya yang belum selesai. Para jurnalis kerap kita temui merangkai tulisan di tempat ini. Juga para pekerja lepas yang lebih memilih mengerjakan job nya di warung kopi daripada di rumah sendiri. Bahkan tidak jarang kita lihat mahasiswa yang berkumpul untuk mengerjakan tugas kuliah atau sekedar duduk bercengkrama.

Demikian juga dengan saya sendiri, mulai berhijrah dari kamar kos ke warung kopi untuk membuat beberapa tulisan termasuk artikel ini. Saya memilih warung kopi karena ditempat ini saya menemukan banyak inspirasi yang bisa berasal dari segelas kopi hitam ataupun dari orang-oarang yang berlalu lalang di tempat ini.

Kadang kala kebosanan dan kepenatan akan saya alami ketika dikamar kos yang hanya berukuran tiga meter pesegi itu, ditambah pandangan yang hanya terbatas dengan dinding kamar dan tumpukan kertas-kertas yang sudah tua. Suasana terbuka dan pandangan lepas dengan kumpulan orang-orang di warung kopi akan membuat pikiran bisa terbang lebih bebas untuk berimajinasi.

Itulah sebabnya kita perlu berhijrah dari satu tempat ke tempat lain, seperti orang-orang berhijrah dari desa ke kota, ataupun sebaliknya orang yang sudah bosan dengan keramaian kota akan berpindah ke desa untuk menemukan keindahan dan keasrian alam. Hal itu bergantung pada setiap pribadi untuk memilih zona nyamannya yang baru untuk menyegarkan pikiran.

Bagi mahasiswa seperti saya, ada kalanya kehidupan kampus akan sangat membosankan dan kamar kos tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk menenangkan diri, maka warung kopi bisa menjadi tempat yang cocok untuk menangani masalah tersebut. Namun kembali lagi ke diri masing-masing, tanyakan pada batin anda dimana tempat yang sesuai untuk memulihkan kenyamanan anda.

Teuku Arif

Hello! Welcome to the guiding wind blog. Find interesting places or tips to add to your travel experience.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama